Dengan semangat
melayani Tuhan di minggu pagi itu sebagai koordinator relawan keamanan Gereja Santa
Maria Tak Bercela (SMTB), Aloysius Bayu Rendra Wardhana atau disapa Bayu pun siap siaga di depan gerbang gereja sejak misa pagi pertama.
Bahkan ia sempat
mengunggah status di Whatsapp pribadinya kalau hari itu dia siap menjalankan ‘tugas
negara’ (melayani di gereja) tersebut. Namun siapa sangka, saat menghalau dua pelaku bom teroris bersepeda motor itu Bayu malah harus kehilangan nyawa.
Tindakan berani
pria yang diketahui merupakan lulusan SMA Katolik St. Hendrikus Surabaya berprofesi
sebagai fotografer itu pun segera diliput media. Bayu adalah salah satu korban yang meninggal akibat bom Surabaya pada Minggu, 13 Mei 2018 lalu.
Dia meninggalkan
seorang istri dan dua anak, yang diketahui masih balita. Kondisi ini semakin membuat
masyarakat bersimpati kepada sang istri Monique Dewi Andini. Apalagi Bayu dikenal adalah pribadi yang baik.
Di tengah duka
tersebut, Monique hanya bisa berdoa dan berharap supaya anak-anaknya kelak tetap mengenang kematian sang ayah sebagai teladan iman.
Dalam akun Facebook
miliknya, dia menulis sebait doa sekaligus pesan yang ditujukan kepada dua buah hatinya. Dia menulis bahwa kematian sang ayah adalah teladan hidup yang patut dikenang.
“Hai Aaron dan Alyssia, suatu saat ketika kalian besar nanti dan ditanya oleh sekelilingmu, mana papamu. Kalian dengan bangga akan menjawab papaku di surga dengan Allah Bapa karena dia jadi martir di gereja,” pesannya.
Ya, Bayu adalah salah satu martir yang tewas dalam serangan bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya. Semoga keluarga diberi kekuatan dan ketabahan. Istri dan anak-anaknya dipelihara senantiasa oleh Tuhan.
Sumber : Jawaban.com